Resume Novel Cinta Sehangat Pagi
Nama : Putri Sapta Rahmadani
No. absen : 28
Kelas : XII Mipa
Resume Novel Cinta Sehangat Pagi
Karya Aimee Karenina
Si gadis yang bernama Selma Zafir adalah sosok yang perfeksionis dan ambisius. Menikah adalah kata yang dia hapus dalam target masa mudanya dan menjadi wanita sukses adalah tujuan utamanya, kalaupun dekat dengan pria baginya tak ada salahnya berpacaran dulu. Nino, yang memang notabene memiliki karier yang bagus, adalah sosok yang matang dan religius. Sejak masih duduk di bangku pendidikan, Nino adalah salah satu pemuda yang anti pacaran.
Nino adalah seorang pemuda tampan yang tertarik akan pemberdayaan ikan paus. Kegemerannya dalam kegiatan sosial untuk menyelamatkan paus tersebutlah yang membuatnya bertemu dengan perempuan bernama Selma yang ternyata memiliki ketertarikan yang sama.
Selama ini Nino menjalani hari-harinya dengan mengikuti aturan agama yang dianutnya. Tidak pernah sedikit pun terlintas dalam pikirannya untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis dengan sebutan pacaran. Baginya menikah adalah langkah yang paling tepat. Semua prinsipnya itu Dia langgar saat bertemu dengan Selma. Nino menyatakan ingin menjalin hubungan pacaran bersama Selma dengan berbagai syarat yang Dia ajukan. Selma tidak menolak. Selma tidak menolak menjalani hubungan pacaran tanpa adanya kontak fisik.
Nino secara to the point mengajak Selma menikah. Selma terperanjat, bukan hanya karena baginya hubungan ini baru berjalan 8 bulan, tapi juga karena ini ajakan menikah yang ke-8 dari Nino! Selma tentu saja ngambek karena baginya Nino tidak romantis, terburu-buru dan sederet alasan lainnya. Selma ingin mengejar karier terlebih dahulu. Dibesarkan dalam keluarga yang membebaskan perempuan mengejar karier setinggi-tingginya, Selma ingin sukses sebagai wanita karier seperti ibu dan tantenya.
Sementara Nino sendiri, yang alim dan berpegang teguh pada agama, merasa pacaran selama 8 bulan sudah sangatlah cukup. Ia sudah menentang prinsipnya sendiri dan mengajak Selma berpacaran dengan segala persyaratan yang aneh. Di saat kegamangan mereka itulah, orang ketiga berdatangan di antara mereka.
Malam itu lagi-lagi Nino mengajak Selma menikah. Dan lagi-lagi dengan cara yang beneran-lo-ngajak-gue-nikah-dengan-cara-dan-situasi-kayak-gini. Nino Fahim Santos dan Selma Zafir memang baru (eh! sudah, menurut Nino) delapan bulan berpacaran. Sudah delapan kali pula Nino melamar Selma. Satu lamaran tiap bulan.
"Kalau nggak main-main, namanya apa? Kamu pernah mengajakku menikah saat kita terjebak macet, nonton film horor, dan sekarang di restoran mi? Mungkin selanjutnya kamu akan mengajakku menikah saat kita mengantre di kasir!" (hal. 11)
Nino dan Selma berkenalan dan akhirnya dekat karena ikan Paus. Nino saat itu sedang menjadi pembicara karena pengalamannya mengikuti kampanye pelestarian ikan Paus yang dinamai Viking Wars. Sedangkan Selma yang baru-baru ini mengikuti kegiatan konservasi ikan Paus, begitu "nyambung" berinteraksi dengan Nino soal pengalamannya itu.
"Aku memang bukan cermin perempuan yang taat beragama. Aku masih mengabaikan perintah untuk menutup aurat. Tapi, apakah itu berarti kamu lebih baik dibanding aku? Aku jadi sungguh-sungguh ingin tahu, apakah jika seseorang berhijab lantas boleh seenaknya melontarkan perkataan yang bisa menyakiti hati orang lain? Apakah hijab itu lantas menjadikanmu kebal dari segala dosa?" (hal. 52)